Thursday, January 9, 2014

Sulaiman Al Rajhi, Miliarder yang Pilih Hidup Miskin Biar Tenang

Jeddah : Jika kebanyakan orang
bekerja keras mencari uang agar menjadi kaya
raya, salah satu miliarder terkaya di dunia ini
justru susah payah mengumpulkan harta untuk
hidup miskin. Adalah Sulaiman Al Rajhi, salah
satu orang terkaya di dunia yang memilih
menyumbangkan seluruh hartanya termasuk uang
tunai, saham dan propertinya.
Meski demikian, dia tercatat sebagai salah satu
orang terkaya di dunia dan sukses mencetak
uang hingga US$ 6 miliar atau Rp 73,16 triliun
(kurs: Rp 12.193 per dolar AS) dari industri
perbankan yang dipimpinnya. Di usianya yang
ke-93 tahun, dia merasa harta dan kekayaan
bukanlah hal yang penting.
Padahal, dia pernah jatuh miskin sebanyak dua
kali dalam hidupnya. Uniknya, sekarang saat dia
telah memiliki semua yang dikejarnya, Al Rajhi
melepaskan semua hartanya begitu saja.
Diakuinya berbeda dengan kondisi melarat
sebelumnya, kemiskinan yang menimpanya kali
ini disertai rasa bahagia, tenang dan damai. Bagi
pria yang hanya lulus Sekolah Dasar (SD) ini,
seluruh kekayaan yang dimiliki manusia
hanyalah titipan Tuhan semata.
Mengapa pria tua kaya raya ini rela melepas
semua hartanya dan senang hidup miskin?
Berikut kisah unik kehidupan Sulaiman Al Rajhi
seperti dikutip dari Forbes, Al Rajhi Bank, Arab
News, dan sejumlah sumber lainnya, Kamis
(9/1/2014):
Seluk beluk kehidupan dan bisnis Al Rajhi di
masa muda
Pria bernama lengkap Sulaiman Abdul Aziz Al
Rajhi ini lahir di Jeddah, pada 1920. Dia tidak
lahir dari keluarga kaya yang membuatnya hanya
mampu belajar hingga jenjang Sekolah Dasar.
Setelah itu, kondisi penuh kemiskinan membuat
dia bersama dua saudara laki-lakinya berjuang
sekuat tenaga mencetak pundi-pundi uang.
Bersama dua saudara kandungnya tersebut, Al
Rajhi berhasil mendirikan bank syariah terbesar
di dunia, Al Rajhi Bank.
Dari industri perbankan dan sejumlah perusahaan
yang didirikannya, Al Rajhi juga aktif berinvestasi
di bursa saham Arab Saudi. Dia berhasil
meyakinkan perbankan di wilayah Eropa dan
Amerika untuk ikut bekerja sama di bidang
perbankan syariah dan terus berhasil menambah
jumlah kekayaannya.
Konglomerat yang pilih hidup miskin tanpa uang
Sulaiman Al Rajhi merupakan miliarder yang
terkenal pemurah dan sangat memegang teguh
ajaran-ajaran Islam. Kemurahan hatinya
membuat miliarder yang satu ini tampak sangat
unik.
Uniknya, di saat para konglomerat lain berlomba-
lomba menumpuk kekayaan, pria berusia 93
tahun ini justru melimpahkan seluruh harta
kekayaan yang dia miliki pada anak-anaknya.
Hingga saat ini, Al Rajhi tidak memiliki uang
tunai, properti atau saham-saham yang biasa
menghiasi kehidupannya.
Harta yang dia sisakan untuk hidupnya hanyalah
pakaian yang sehari-hari dikenakannya. Semasa
hidupnya dia pernah dua kali merasakan hidup
melarat tanpa uang sedikitpun. Kondisi itu
membuatnya sangat paham mengenai hal sekecil
apapun tentang uang.
Berbeda dengan dulu, kemiskinan yang saat ini
dialaminya justru disertai perasaan bahagia,
tenang dan damai. Hidup miskin yang kini
dijalaninya murni merupakan pilihan dan
keputusannya sendiri.
Alasan Al Rajhi memilih hidup miskin
Hanya satu alasan yang membuat Al Rajhi
memutuskan untuk hidup miskin, sesuai dengan
keyakinan yang dianutnya, seluruh kekayaan di
muka bumi ini adalah milik Allah semata. Bagi Al
Rajhi, manusia yang dipercaya untuk menjaganya
dan tidak pantas merasa memilikinya.
Sementara alasan membagi hartanya sebelum
dia tutup usia adalah guna meningkatkan rasa
persaudaraan dan kasih sayang antar anak-
anaknya. Menurut dia, keharmonisan keluarganya
jauh lebih penting dibandingkan harta dan
kekayaan.
Selain itu, dia juga tak mau menghabiskan masa
tuanya hanya untuk mencari uang. Dia ingin
menikmati waktu yang sangat berharga dalam
hidupnya untuk hal-hal yang lebih berguna. Dia
juga dengan aktif membagi setiap uang yang
mengalir ke kantongnya untuk masyarakat yang
lebih membutuhkan.
Uniknya, miliarder yang satu ini bekerja sekuat
tenaga untuk keluar dari kemiskinan dan setelah
kaya raya justru memilih menyumbangkan semua
hartanya dan kembali hidup tanpa uang.
Miliarder yang memiliki 23 anak
Tidak banyak yang menyebutkan berapa jumlah
istri Al Rajhi, yang jelas, pria lanjut usia ini
tercatat memiliki 23 anak. Dia sangat mencintai
seluruh anak-anaknya dan selalu mendorong
semua keturunannya untuk bekerja keras.
Al Rajhi sangat yakin bahwa untuk menjadi kaya
raya setiap orang harus berusaha sekuat tenaga.
Alasan dia membagi hartanya pada seluruh
anaknya agar keturunannya tidak tinggal diam
dan bekerja mengelolanya.
Dia juga tipikal ayah yang tidak mau bekerja
seumur hidupnya hanya untuk menyuapi anak-
anaknya. Menurut dia, seluruh keturunannya
harus berusaha mengembangkan bisnis yang
diwariskannya guna terus bertahan hidup.
Sejauh ini seluruh anaknya mengaku puas
dengan keputusannya tersebut. Namun bukan
hanya Al Rajhi yang memiliki banyak anak,
saudara kandungnya, Saleh Al Rajhi bahkan
memiliki 61 anak dari hubungan pernikahannya
dengan tujuh wanita.
Miliarder lulusan SD yang lebih suka bergaya
hidup sederhana
Hingga menginjak usia 80-an tahun, Al Rajhi
masih sangat aktif bekerja layaknya orang-orang
berusia muda. Dia mulai menunaikan tugasnya
sejak subuh hingga larut malam.
Semasa menjalani bisnisnya, dia tidak pernah
memiliki pesawat pribadi dan selalu bepergian
menggunakan kelas ekonomi. Menurut dia, Allah
tidak menyukai umatnya yang angkuh dan
bersikap secara berlebihan.
Uniknya, meski dia menumpang pesawat milik
maskapainya sendiri, dia tetap mengeluarkan
uang untuk membeli tiket layaknya penumpang
lain. Tanpa pesawat pribadi sekalipun, lewat
maskapainya dia tetap memiliki banyak pesawat
komersial yang beroperasi atas namanya.
Bahkan semasa hidupnya, dia tak pernah keluar
negeri dalam rangka berlibur. Al Rajhi lebih suka
menikmati perjalanan melintasi gunung
dibandingkan menikmati tempat wisata di tempat
lain.
Prestasi dan kehidupannya di hari tua
Sulaiman Al Rajhi merupakan salah satu
miliarder tertua di dunia. Saat ini, dia telah
berusia 93 tahun dan masih aktif mengurus
lembaga amal yang didirikannya.
Setiap hari, pria lansia ini tak pernah terlihat
berpangku tangan. Dia memusatkan
konsentrasinya pada yayasan amal tersebut dan
bepergian ke Riyadh, Qassim, Al-Jouf, dan Al-
Laith untuk sekadar mengawasi jalannya badan
amal yang dipimpinnya.
Semasa bergelut di dunia bisnis, dia memiliki
peranan yang luar biasa dalam membangun bank
syariah terbesar di dunia. Selain itu, dia juga
terkenal sebagai konglomerat yang aktif
memerangi kemiskinan hingga memperoleh
penghargaan internasional bergengsi karena
tindakannya tersebut.
Dia juga berhasil meyakinkan para pemimpin
bank sentral dunia termasuk Bank of England,
bahwa perbankan syariah mampu berperan
sebagai penggerak perekonomian global. (Sis/
Igw)

0 comments

Post a Comment