Sunday, January 26, 2014

Demi Terpilih di DPR, Caleg Ini Sudah Habis Rp6 Miliar

Pemilihan umum legislatif akan
digelar 9 April 2014. Kendati masa kampanye
resmi belum dimulai, banyak calon legislatif
yang sudah turun ke daerah pemilihannya untuk
mengenalkan diri kepada masyarakat.
Namun untuk bisa dikenal publik, caleg
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Caleg
dari Partai Gerindra, Aryo PS Djojohadikusumo
mengaku sudah merogoh kocek hingga Rp6
miliar.
Aryo mewakili daerah pemilihan Jakarta Barat,
Utara, dan Kepulauan Seribu. Ditemui usai
menjadi narasumber di pemaparan hasil survei
Track Pol Institute, Minggu 26 Januari 2014 di
Hotel Ibis Tamarib, keponakan Ketua Dewan
Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, itu
menyebut dana miliaran tersebut berasal dari
dana pribadi dan perusahaan milik keluarga.
"Perusahaan itu bergerak di bidang perkebunan,
pertanian, industri makanan, pertambangan, dan
logistik," kata dia.
Aryo menjelaskan, dana tersebut paling banyak
digunakan untuk membeli alat peraga seperti
kartu nama, kaos, dan topi yang kemudian
dibagi-bagikan di dapilnya. Belum lagi program
ambulans gratis yang telah dia gelar jauh
sebelum ikut mencalonkan diri sebagai caleg.
"Untuk penggunaan ambulans gratis dalam
sehari bisa memakan biaya Rp5 juta. Dalam
lima bulan saja sudah habis dana Rp1 miliar
lebih untuk kepentingan sosialisasi itu,"
imbuhnya.
Dia mengaku telah melaporkan semua
penggunaan dana terasebut ke Komisi Pemilihan
Umum pada tanggal 27 Desember 2013. Aryo
pun berjanji ketika terpilih nanti tidak akan
korupsi untuk mengembalikan dana kampanye
yang telah dia gunakan.
Berbeda dengan presenter sekaligus aktris
Charles Bonar Sirait. Charles enggan
membeberkan berapa dana kampanye yang dia
siapkan.
Dia memutuskan banting setir terjun ke politik
dengan bergabung ke Partai Golkar. Dia berada
di nomor urut empat, daerah pemilihan Jakarta
Timur.
"Angka merupakan strategi setiap orang dan bisa
berbeda-beda. Yang jelas tidak mungkin nol
rupiah," kata Charles.
Dia menyebut dalam keadaan bangsa seperti
sekarang ini, tidak etis apabila mengungkap hal
tersebut. "Ya, yang terpenting komponen di
dalamnya jangan digunakan untuk politik uang,"
imbuh dia.
Baik Charles dan Aryo merupakan contoh caleg
yang berasal bukan dari kalangan incumbent,
baru dan masih muda. Hasil survei Pol Tracking
Institute yang dijelaskan hari ini, menyebut
sebanyak 48,30 persen publik menginginkan
sosok caleg baru dan muda.
Peluang inilah yang coba dimanfaatkan oleh
kedua figur tadi. Survei Pol Tracking ini digelar
tanggal 16-23 Desember 2013 terhadap 1.200
responden di 33 provinsi.
Organisasi ini menggunakan metode multi stage
random sampling dengan tingkat kepercayaan 95
persen. Tingkat kekeliruan mencapai +/- 2,83
persen. (umi)

0 comments

Post a Comment