Sunday, July 14, 2013

Puasa menurut kedokteran

PUASA memiliki banyak hikmah dan manfaat
untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan.
Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat
beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa
menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa
berfungsi sebagai detoksifikasi untuk
mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam
tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan
mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak
dengan yang baru serta untuk memperbaiki
fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan
meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia
mempunyai kemampuan terapi alamiah.
Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat,
lembut, dan berseri. Karena, setiap saat tubuh
mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa
perubahan dari energi yang terkandung dalam
zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh.
Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel
ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam
bentuk lemak dan glikogen.
Manusia mempunyai cadangan energi yang
disebut glikogen. Cadangan energi tersebut
dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi
inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi
energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan
dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang
tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan
sehingga melegakan pernapasan organ-organ
tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa
ini disebut peremajaan sel. Dengan
meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat
untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan
tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang
yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih
segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses
peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan
baik.
Beberapa Ilmuwan telah melakukan beberapa
penelitian tentang puasa diantaranya secara
ringkas dibawah ini:
1. Allan Cott, M.D. ,
Seorang ahli dari Amerika, telah menghimpun
hasil pengamatan dan penelitian para ilmuwan
berbagai negara, lalu menghimpunnya dalam
sebuah buku Why Fast membeberkan berbagai
hikmah puasa, antara lain: a. To feel better
physically and mentally (merasa lebih baik
secara fisik dan mental). b. To look and feel
younger (melihat dan merasa lebih muda). c. To
clean out the body (membersihkan badan) d. To
lower blood pressure and cholesterol levels
(menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e.
To get more out of sex (lebih mampu
mengendalikan seks). f. To let the body health
itself (membuat badan sehat dengan sendirinya).
g. To relieve tension (mengendorkan ketegangan
jiwa). h. To sharp the senses (menajamkan
fungsi indrawi). i. To gain control of oneself
(memperoleh kemampuan mengendalikan diri
sendiri). j. To slow the aging process
(memperlambat proses penuaan).
2. Dr. Yuri Nikolayev
Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa
Moskow menilai kemampuan untuk berpuasa
yang mengakibatkan orang yang bersangkutan
menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan
(ilmu) terbesar abad ini. Beliau mengatakan:
what do you think is the most important
discovery in our time? The radioactive watches?
Exocet bombs? In my opinion the bigest
discovery of our time is the ability to make
onself younger phisically, mentally and
spiritually through rational fasting. (Menurut
pendapat Anda, apakah penemuan terpenting
pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset?
Menurut pendapat saya, penemuan terbesar
dalam abad ini ialah kemampuan seseorang
membuat dirinya tetap awet muda secara fisik,
mental, dan spiritual, melalui puasa yang
rasional).
3. Alvenia M. Fulton
Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” di
Amerika Serikat menyatakan bahwa puasa adalah
cara terbaik untuk memperindah dan
mempercantik wanita secara alami. Puasa
menghasilkan kelembutan pesona dan daya
pikat. Puasa menormalkan fungsi-fungsi
kewanitaan dan membentuk kembali keindahan
tubuh (fasting is the ladies best beautifier, it
brings grace charm and poice, it normalizes
female functions and reshapes the body
contour).
4. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi
Mengatakan Puasa dapat meningkatkan
kekebalan tubuh atau imun system terhadap
berbagai penyakit. Ditunjukkan dengan
peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi
sel limfosit T yang secara significan bertambah,
setelah puasa.
5. Sulimami
Mengatakan bahwa untuk penyakit seperti
diabetes sekalipun puasa ramadhan tidak akan
berbahaya, malah memberikan banyak manfaat
(Sulimami, dll, 1988: 549-552)
6. Jalal Saour
Berpendapat bahwa berkurangnya cairan pada
puasa akan menurunkan heart rate atau kerja
jantung, pencegahan terhadap penggumpalan
darah yang termasuk penyebab serius panyakit
jantung.(Jalal, Riyad,1990)
7. Muzam MG, Ali M.N dan Husain
Berpendapat bahwa puasa juga aman untuk
pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada
lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG,
Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap
efek puasa ramadhan terhadap asam lambung.
8. Elson M. Haas M.D.
Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984)
mengatakan dalam puasa (cleansing dan
detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogy
nutrisi, balancing, building( toning). Elson
percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang
“missing link” dalam diet di dunia barat.
Kebanyakan orang di barat over eating atau
terlalu banyak makan, makan dengan protein
yang berlebihan, lemak yang berlebihan pula.
Sehingga ia menyarankan agar orang lain mulai
mengatur makanannya agar lebih seimbang dan
mulai berpuasa, karena puasa bermanfaat
sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat pada
organ pencernaan, anti aging, mengurangi alergi,
mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi
mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari
kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih
seimbang dan lebih terkontrol, meningkatkan
imunitas tubuh. dan lebih baik lagi bila dalam
pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati
penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare,
konstipasi, alergi makanan, astma, aterosklerosis,
penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes,
obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung,
sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena
jantung), panas dan insomnia.
9. Dr Sabah al-Baqir dan kawan-kawan
Mengatakan bahwa Puasa dapat mengurangi
jumlah hormon pemicu stress. Dia bersama tim
dari Falkutas kedokteran Universitas King
Saud.yang melakukan studi terhadap hormon
prolaktin, insulin dan kortisol, pada tujuh orang
laki-laki yang berpuasa sebagai sampel. Hasilnya
bahwa tidak ada perubahan signifikan pada level
kortisol. Prolaktin, dan insulin. Ini menunjukkan
bahwa puasa bulan ramadhan bukanlah
pekerjaan yang memberatkan, dan tidak
mengakibatkan tekanan mental maupun saraf.
Percobaan ini menunjukan peningkatannya
terjadi pada perbedaan waktu saja, bila pada
hari tidak puasa prolaktin mengalami kenaikan
tertinggi pada jam 16.00. sementara pada bulan
Ramadhan mengalami puncaknya pada pukul
21.00 dan menurun lagi sampai batas
terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00, sedang pada bulan
ramadhan pukul 21.00, menurun sampai batas
terendah pukul 16.00. Sedang Kortisol pada hari
biasa mencapai puncaknya pukul 09.00, menurun
pada pukul 21.00, sementara pada bulan
Ramadhan tidak ada perubahan berarti.
10. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr. Riyadh al-Bibabi
Bersama rekannya di Amerika melakukan uji
laboratorium terhadap sejumlah sukarelawan
yang berpuasa selama bulan Ramadhan. Hasil
penelitian ini menunjukan pengaruh positif
puasa yang cukup signifikan terhadap sistem
kekebalan tubuh. Indikator fungsional sel-sel
getah (lymfocytes) membaik hingga sepuluh kali
lipat, walaupun jumlah keseluruhan sel-sel
getah bening tidak berubah, namun prosentase
jenis getah bening yang bertanggung jawab
melindungi tubuh dan melawan berbagai
penyakit yaitu sel T mengalami kenaikan yang
pesat.
11. Dr Riyadh Sulaiman dan kawan-kawan
Tahun 1990 dari RS Universitas King Khalid,
Riyadh Saudi melakukan penelitian terhadap
pengaruh puasa Ramadhan terhadap 47
penderita diabetes jenis kedua (pasien yang
tidak tergantung insulin). Dan sejumlah orang
sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
puasa bulan ramadhan tidak menimbulkan
penurunan berat badan yang signifikan. Tidak
ada pengaruh apapun yang berarti pada kontrol
penyakit diabetes diabetes dikalangan penderita
ini. Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja bagi
penderita diabetes sejauh dilakukan dengan
kesadaran dan kontrol makanan serta obat-
obatan.
12. Dr. Muhammad Munib
Dan kawan-kawan dari Turki juga melakukan
sebuah penelitian terhadap seratus responden
muslim, Sampel darah mereka diambil sebelum
dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan
analisis dan pengukuran terhadap kandungan
protein, total lemak (total lipid), lemak fosfat,
asam lemak bebas, kolesterol, albumin, globulin,
gula darah, tryglycerol, dan unsur-unsur
pembentuk darah lainnya, dan didapat, antara
lain bahwa terjadi penurunan umum pada kadar
gula (glukosa) dan tryacyglicerol orang yang
berpuasa, terjadinya penurunan parsial dan
ringan pada berat badan, tidak terlihat adanya
aseton dalam urin, baik dalam awal maupun
akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan,
kenyataan ini menegaskan tidak adanya
pembentukan zat-zat keton yang berbahaya bagi
tubuh selama bulan puasa islam, Dengan
keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh
mengalami peremajaan, memompa gerakan lemak
yang tersimpan, sehingga menghasilkan energi
yang lebih meningkat.
Sejak zaman dulu puasa dipakai sebagai
pengobatan yang terbaik seperti kata Plato
bahwa puasa adalah untuk mengobati sakit fisik
dan mental. Philippus Paracelsus mengatakan
bahwa “Fasting is the greatest remedy the
physician within!”
Puasa sudah diakui menjadi penyembuh
terhebat dalam menanggulagi penyakit, bahkan
di amerika ada pusat puasa yang diberi nama
“Fasting Center International, Inc”, Director
Dennis Paulson yang berdiri sudah sejak 35
tahun yang lalu, dengan pasien dari 220 negara.
Yang merekomendasikan Puasa dalam: (1)
program penurunan berat badan, (2)
mengeluarkan toxin tubuh, (3) puasa dapat
memperbaiki energy, kesehatan mental,
kesehatan fisik dan yang paling terpenting
meningkatkan kualitas hidup.

0 comments

Post a Comment