Anak-anak menangis, berteriak, berlarian, tak mau mendengar atau melawan perkataan Anda, tapi sebagai orangtua harus tetap tenang menghadapi itu semua
Mengasuh anak bisa menjadi pekerjaan yang membuat stres. Meski demikian, Anda perlu menjaga tutur kata agar anak-anak tidak terkontaminasi dengan kalimat yang memberikan efek negatif.
Anak-anak menangis, berteriak, berlarian, tak mau mendengar atau melawan perkataan Anda, tapi sebagai orangtua harus tetap tenang menghadapi itu semua. Jangan tergoda untuk melontarkan kalimat yang berimbas negatif bagi masa depan dirinya.
Seperti dilansir Babble, ada perkataan-perkataan yang tidak boleh dikeluarkan oleh orangtua kepada anaknya.
“Kalau enggak bisa diam, ibu/bapak pergi ya”
Ketika bepergian bersama anak, kadang anak rewel dan bosan di perjalanan. Mungkin Anda pernah mengatakan hal di atas kepada anak Anda. Jangan katakan ini, karena anak-anak paling takut ditinggalkan.
“Kamu enggak seperti adik/kakak?”
Jangan pernah membandingkan anak. Setiap anak harus dipertimbangkan secara individual, tidak relatif.
"Kami bercerai karena kamu"
Tidak ada anak yang bertanggung jawab atas kegagalan pernikahan orangtuanya.
"Kalau ibu/bapak bilang enggak boleh, ya enggak boleh”, “Ya, pokoknya begitu”, atau “Pokoknya ibu/bapak maunya kamu…”
Jangan pernah melarang anak tanpa sebab, atau memaksa anak melakukan sesuatu yang tidak dinginkannya.
"Sini, biar ibu/bapak yang mengerjakan"
Mungkin niat Anda ingin membantu anak Anda. Namun, itu akan membuat anak menjadi bergantung pada Anda, atau orang lain ketika menghadapi masalah. Dia tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri bila dibantu terus-menerus.
"Kamu harus malu pada dirimu sendiri" atau “Kamu harus tahu diri”
Jangan pernah katakan ini ketika anak berbuat salah. Ini dapat menyebabkan anak menjadi rendah diri, terutama bila anak tidak tahu apa kesalahannya.
"Kami sebenarnya enggak mau kamu lahir" atau “Kamu itu ‘kecelakaan’”
Hal ini sangatlah menyakiti perasaannya. Sebelum berdampak buruk bagi anak Anda, hindari kalimat tersebut saat berbicara.
0 comments
Post a Comment